Pasangannya Ternyata “Ahli Anggaran “
Bupati Markoem
PONOROGO—Rahasia salah satu Calon
Bupati Ponorogo H. Ipong Muchlissoni
memilih Drs. H. Soedjarno MM menjadi pasangan Wakilnya, akhirnya
tersibak jua. Ipong menggandeng birokrat kawakan yang akrab disapa Djarno itu,
ternyata menyimpan tekad besar untuk memperkuat kepemimpinan, bila kelak dipercaya
rakyat menahkodai pemerintahan.
Rahasia itu terbongkar dari isi
pidato Ipong di hadapan ribuan warga Desa Blembem dan Pulosari, Kecamatan
Jambon, serta ribuan warga Wilangan,
Kecamatan Sambit, Selasa (18/8). Di ketiga desa itu Ipong datang
menghadiri undangan warga masyarakat yang memeriahkan perayaan HUT Kemerdekaan
RI ke-70. Saat diberi kesempatan menyampaikan sambutan, Ipong blak-blakan
menyampaikan alasan mengapa dirinya kepincut sosok Djarno.
Ipong menuturkan, sebelum menentukan
calon Wakil Bupati yang mendampinginya, dirinya
sudah banyak menerima masukan nama tokoh dari berbagai pihak. Setiap
kelompok masyarakat yang mengusulkan kandidat Wakil Bupati kepadanya, semuanya
dilandasi niat baik. Tokoh-tokoh yang diusulkan pun semuanya juga bereputasi
baik. “Bahwa saya kemudian memilih dan memutuskan Pak Djarno sebagai pasangan
Calon Wakil Bupati, saya menggunakan analisa kebutuhan kepemimpinan yang bisa
memperkuat sistem pengendalian manajemen pemerintahan, bila nanti saya terpilih
menjadi Bupati,” tutur Ipong.
Yang sedikit beda dengan kelompok
yang mengusulkan Calon Wabup dengan dirinya, terletak pada sisi pendekatan yang
dipakai. “Kelompok pengusul umumnya mengggunakan pendekatan yang
menitikberatkan pada aspek bagaimana agar menang dalam kompetisi. Sementara
pendekatan saya adalah kebutuhan kepemimpinan macam apa, bila kelak dipercaya
rakyat memimpin Ponorogo. Pengusul umumnya mengajukan nama-nama yang populer,
tapi saya harus menitikberatkan pada fungsi penguatan untuk membangun tata
kelola pemerintahan yang baik dan amanah. Tentu dengan mempertimbangkan
plus-minus yang ada pada diri saya,” ujar Calon Bupati yang makin hari makin
moncer pamornya itu.
Ipong mengaku lantas mempelajari
sejarah perkembangan kepemimpinan pemerintahan Ponorogo sampai dengan periode
terakhir. Dia menyimpulkan, terlepas dari kekurangannya, kepemimpinan zaman
Bupati Markoem Singodimedjo termasuk berhasil dalam membangun Ponorogo. Dari
hasil pembedahan terhadap kinerja pemerintahan periode Markoem, dicarilah latar
belakang dan figur Markoem, serta faktor penggerak lain yang mempengaruhi.
Dalam catatan Ipong, Markoem berlatarbelakang pemerintahan yang panjang, dan
ketika bertugas di Ponorogo ditopang manajemen perencanaan, pengelolaan
anggaran dan keuangan yang bagus. Relatif
tidak ada rentetan kasus korupsi di zaman Markoem. “Setelah mencari tahu
ke sana ke mari terhadap siapa sosok yang dipercaya menjalankan fungsi
pengelolaan keuangan dan anggaran yang baik pada zaman Pak Markoem, ternyata fakta akhirnya merujuk pada nama
yang kurang populer di kancah politik. Sosok itu Pak Djarno. Beliau saat itu menjabat
Kepala Bagian Keuangan, dan karirnya di Pemkab Ponorogo lebih banyak memimpin
instansi atau Dinas yang terkait dengan pengelolaan keuangan, anggaran dan aset
Pemda. Semasa Bupati Markoem, Pak Djarno dijuluki ahli anggaran. Orang boleh
saja meragukan Pak Djarno, tapi rasanya siapa pun bisa membuktikan peranan
penting beliau dalam manajemen Bupati Markoem,” kata Ipong.
Saat Ipong mengupas sosok
pasangannya, massa pengunjung tampak
takzim menyimak. Sebagian massa seperti koor serempak menimpali ungkapan
“betul”, tiap kali Ipong menyebut nama Markoem. Sebagian lagi
menangangguk-angguk dan mengacungkan jempol tangan ke arah Ipong, setelah
dijelaskan sosok Djarno orang yang berpengalaman matang dan paham seluk-beluk
pembangunan dan pemerintahan di Ponorogo. Pemandangan lain yang mencolok dari tiap kedatangan dan kepulangannya di semua
tempat acara, Ipong dielu-elukan massa dengan berebut salaman. Terutama kaum
ibu. Ipong yang malam itu kebetulan didampingi Djarno, meladeni dengan sabar
untuk menyalami hampir tiap orang. Senyumnya terlihat lepas mengembang,
menampakkan rona ceria. Sebelum memasuki mobil, dari tubuhnya yang jangkung
Ipong masih menyempatkan diri melambai-lambaikan tangan ke arah massa.
(supriyadi - Ponorogo Pos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar